Skip to main content

Posts

Maka, Rayulah DIA

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung" (S Al Jumuah:10) Tentu ayat tersebut tidak ditafsirkan  menjadi , sikut sana, sikut sini demi dapat sesuap berlian. Menghalalkan semua cara demi jabatan dan prestise. Apa iya kelak saat masuk ke liang kubur bersama sekoper emas. Harta Korun itu, mah ! Santai Mas Bro J Tak perlu emosi saat melihat orang lain mendapat kelebihan rejeki padahal ikhtiarnya tidak melebihi kita. Lo…kata siapa, kita kan tak pernah tahu si orang tersebut rutin bangun malam, misalnya. Kita juga tak terpikir bahwa dia beruntung memiliki  pasangan hidup dan  ibu yang selalu meneteskan airmata setiap berdoa mengharap ridho-Nya. Santai Mbak Sist J Tak perlu malu mengakui tetangga sebelah lebih cantik, wong memang dari lahir sudah gembira. Emang kite , lahir langsung nangis. Kalau si tetangga , dahulu saat baru lahir langsung tertawa girang

Kapten Kapal itu bernama Andy Arslan Djunaid

Menjadi  generasi ketiga  keluarga koperasi Djunaid yang di percaya menjadi nahkoda kapal besar bernama Koperasi Simpan Pinjam JASA atau lebih akrab disebut Kospin JASA tentu menjadi pertaruhan tersendiri bagi Andy. Pameo bahwa generasi pertama yang membangun, generasi kedua yang mengembangkan dan generasi ketiga yang menghancurkan,  di libas serta merta oleh pria kelahiran Pekalongan, 46 tahun silam. Pertumbungan Kospin JASA semakin melesat di bawah kepemimpinannya pada 5 tahun terakhir. Citra Kospin JASA terbangun mentereng dengan deretan gedung representative di 150 kantor layanan yang tersebar dari Lampung, Jawa  hingga Bali. Layanan IT sejajar dengan perbankan dalam hal ketersediaan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan layanan M-JASA (Mobile-JASA).  Beragam fitur ditawarkan di tengah masyarakat yang semakin techy . Bagaimana tidak bangga menjadi anggota koperasi J Dalam buku Secangkir Kopi- Koperasi dan Globaliasi , buah pemikiran Bapak satu putra  itu mengulas  kisah suk

JANGAN MENGEJAR BAHAGIA

Sering kali lihat postingan teman ‘ jangan lupa bahagia’. Agak aneh menurut saya karena bahagia itu sesuatu yang di rasa. Otomatis saja, ketika kita merasakan suatu kesenangan maka akan merasa bahagia. Kan tidak mungkin habis kena musibah kehilangan motor, kemudian merasa bahagia (karena tak perlu angsur ke leasing, sudah covered asuransi ) J Tapi kemudian saya membayangkan deskripsi  tinggi nya kasus bunuh diri di Jepang atau Korea Selatan. Kedua negara tersebut adalah negara maju, yang tentu tingkat perekeonomian warganya tinggi. Tapi mengapa ada sekian orang yang memilih menyelesaikan hidupnya, lari dari masalah,  dengan cara  pengecut seperti itu. Apa karena mereka tidak bahagia. Ada banyak tekanan mendera? Tanadi Santoso dalam salah satu sesi Workshop Continuous Improvement menyatakan gaji tinggi tidak selalu menentukan bahagia. Tapi factor lingkungan kerja dan bos ramah menjadi salah satu alasan seseorang betah di suatu perkerjaan untuk jangka waktu lama. sumber pi

Rejeki yang Tak Tertukar

1minggu1cerita Beberapa waktu lalu dalam sebuah pelatihan sang mentor yang alumni sebuah bank nasional berbagi pengalaman kerjanya. Berawal dari karyawan baru, kerja keras, cari uang. Dalam waktu 2 tahun dengan prestasi bagus jabatan-demi jabatan diraih. Sehingga dalam karir kurang dari 10 tahun sudah menduduki Kepala Wilayah. Awal saat beliau mulai menempati suatu posisi jabatan , dirubahnya mindset lama yaitu : bekerja untuk dapat uang menjadi uang yang bekerja untuk kita. Bagaimana bisa ? BISA, katanya. Jadi, bekerjalah maksimal bahkan melebihi target, maka imbal hasil akan mengikuti. Percaya ? Saya termasuk orang yang mempercayai cara tersebut. Bukan berarti saya tidak tidak doyan materi, tapi lebih pada bekerja sebaik-baiknya maka biarkan rejeki langit menghampiri. Jadilah jika terlibat suatu kegiatan diluar kerjaan rutin, dapat uang lelah banyak alhamdulillah, dapat sedikit kebangetan hahaha. Bukan tidak butuh ya, karena dari situ saya masukkan rekening tabungan anak. A

KEENAN TANPA KUGI

Sebagaimana pasangan muda yang tengah menantikan kelahiran anak pertama, saya dan pak suami mulai rajin cari referensi nama baik dari (pinjam) buku , searching dan bertanya pada teman atau kerabat. Hasilnya kami bingung ! Sampai dengan si bayi lelaki lahir, kami belum juga menemukan nama yang tepat. Padahal pada hari ke-7 kami sudah merencanakan menyelenggarakan aqiqah, sebagaimana anjuran Rasulullah. Hari ke 2 kelahiran, kami diperkenankan pulang membawa bayi mungil belum bernama. Tak di nyana pada hari ke 4 si bayi panas tinggi. Bersegeralah kami ke Rumah Sakit lagi. Kuning , sindrom bayi baru lahir. Kekurangan cairan, ASI belum optimal. Alhamdulillah tak sampai di sinar.  Hari ke 5 kami berdiskusi lagi tentang nama bayi. Suami menyerah. Akhirnya nama depan KEENAN didapat. Darimana ? Keenan adalah salah satu tokoh dalam novel Perahu Kertas nya Dewi Lestari. Iya, saya suka sekali karakter tokoh Keenan dalam buku tersebut. Terlepas itu adalah buku favorite saya dari sek

SUDAH MARET AJA

Makin deg-deg an. Kenapa ? Karena sebulan lagi mau touring   agak jauhan. Beda pulau ! Karena sebulan lagi mau ikut kelas mempercantik blog ! Apakabar blog ? Masih hampa ! Masih sedikit tulisan , masih garing, masih sepi pengunjung. Terus-terus-terus,  apakabar calon buku ? Naah ini yang bikin paling deg-degan.Sudah saya canangkan sejak awal tahun intip disini   bahwa pada akhir Maret sang bayi buku sudah harus di propose ke #bitread. Hiyalah sudah setahun lewat dari jadual dealine  seharusnya.  Alumni #sekolahperempuan macam apa yang lulus tanpa menghasilkan karya. Fiuuuh, ucek-ucek mata trus nyomot pancake durian. Tsahhh , No! itu barang dagangan! Jangan di makan! Iya salah satu keinginan maha kuat di tahun 2017 adalah publish buku dengan modal 60 halaman hardcopy.  Nyatanya sekarang  belum berpindah dari 40 an halaman. Masih sama dengan kondisi Juli 2016. So what should I do? Again , merelakan mimpi sebatas tulisan tanpa di eksekusi ?Maka mari jalan-jalan ke ne

KECERDASAN EMOSI

Kecerdasan  Akademik diajarkan di sekolah, dan itu pula yang menjadi barometer  kelulusan dan kepintaran siswa yang kemudian secara sistemik membuat gap antara si jenius  dan si gaduh. Bagaimana dengan kecerdasan emosi ? Adakah sekolah yang mengajarkan hal berkut : 1.        Anak belajar berbagi makanan, berbagi mainan. Saling memberi dan menerima. 2.        Anak belajar mendengar perkataan (pendapat) orang lain. 3.        Anak belajar tidak hanya perkataan  dirinya yang harus selalu didengarkan. 4.        Anak belajar tidak mudah menyalahkan orang lain atas suatu kejadian. 5.        Anak belajar mencari solusi masalah daripada sekedar membahas kesalahan orang lain. 6.        Anak belajar  mengambil keputusan terbaik  dari permasalah yang ada. 7.        Anak belajar menjadi pemimpin dirinya sendiri untuk kemudian bisa mengarahkan teman-temannya melakukan hal baik bersama. Kecerdasan emosi akan membantu anak mencapai suksesnya, akan membuat anak di sukai orang-ora

PEREMPUAN BERKALUNG PULPEN

Juli 2016 saya mengikuti kelas serbu (serba seratus ribu) yang di adakan #IndscripteCreative, yaitu SALES PLAN.  Sebelumnya sudah ikut kelas menulis  #SEKOLAHSPEREMPUAN  dan kelas #SEKALINULIS JEBOL MEDIA. Tahun 2017 ini planning nya ikut kelas blogging ! makiin syibuuuk J belajar, action nya KAPAN? Salah satu tugas kelas SALES PLAN yang  diberikan mentor tercintah Teh @Indarimastuti adalah membuat list bisnis yang dikerjakan, foKus pada satu bidang dan kembangkan. Ini list saya sebagaimana banyak perempuan lain di duniaaah, yang punya banyak keinginan  : 1.        Distributor Master frozen food 2.        Lilyblossom_batik 3.        Reseller GDM Beauty Secret 4.        KeenCho praline 5.        STOP Tak boleh banyak-banyak sama mentor cantik. Jangan jualan palugada. Fokus pada satu bidang maka duit ngalir lebih kencang. Aiiih… Semua bisnis itu saya lakukan karena passion (apaaan..). Maksudnya kesukaan. 1.        Master  frozen food, karena saya butuh makanan instan n

INVESTASI CERDAS ala Bunbun

#1stsession Masih ingat dengan konsep 40-30-20-10 ? Waah apa itu : 10% dari gaji untuk  TABUNGAN (lallallaaaaa…) 20% dari gaji untuk biaya HOBI dan sosial (beli baju,travelling ,wisata kuliner , kondangan ) 30% dari gaji untuk bayar HUTANG termasuk kartu kredit  ( ambil kalkulator) 40 % dari gaji untuk HIDUP sehari-hari  (what ? ga cukup dong !) Yang belum paham, bisa baca  wonten mriki Kalau sudah lulus dari  drama surplus defisit rumah tangga, mari lanjut ke belajar bareng berinvestasi. Eits , serem amat ngomongin investasi , macem berkebun emas atau invest di koperasi  C*** atau P***. Males aah. Bukaaaaan. INVESTASI = RISIKO+TUJUAN+HASIL INVESTASI Ada tiga faktor yang harus kita perhatikan saat berinvestasi yaitu risiko, tujuan finansial dan hasil investasi itu sendiri. Apa sebenarnya yang kita takutkan dari berinvestasi ? RISIKO.             “ Uang saya aman gak ?”             “ Uang saya bakalan berkurang gak ?”             “ Jangan-jangan s

Bangga Menggunakan Produk UKM

#serialbunbun Saat Anda membeli  sebuah produk dari suatu usaha kecil mikro(UKM). Anda TIDAKlah menolong seorang CEO untuk membeli rumah ke-3 untuk berlibur. Akan tetapi Anda telah menolong seorang gadis kecil dan anak laki-laki memperoleh hadiah yang dia inginkan, atau para ibu dan ayah yang bisa menghidangkan makanan di meja makan bagi keluarga kecilnya. Boleh jadi yang produk yang  Anda beli adalah produk yang sederhana, tanpa merk atau bukan brand yang terkenal. Boleh jadi produk tersebut belum secara resmi berijin dari  BPOM melainkan hanya PIRT saja atau bahkan tidak terdaftar di lembaga manapun. Akan tetapi belum tentu tidak berkualitas dan tidak aman dikonsumsi bukan? Boleh jadi produk mereka belum tersertifikasi #HALAL MUI. Akan tetapi belum tentu produk yang mereka jual tidak halal bukan? Boleh jadi mereka belum memiliki sertifikat organik. Akan tetapi mereka selalu berusaha menjaga produknya sesuai kaidah industri makanan organik dan kearifan lokal. Boleh

Metode Pendidikan Efektif (3)

#serialbunbun Selalu diawali bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Mengapa ibu ? Bagaimana jika ibu dan ayah sama-sama bekerja ? Apakah beban pendidikan anak tetap dibebankan lebih besar pada ibu ? Mari kita telisik musababnya dari kacamata logika kekinian J MASA SEKOLAH Ada sebagian  ibu yang  memilih homescholling untuk pendidikan putra-putrinya. Baik diajari sendiri maupun  memanggil guru ke rumah atau mengikuti pendidikan online. Apapun metodenya, tujuannya sama, semua orang tua menginginkan anak menjadi pintar, berakhlaq baik, mandiri dan kelak mampu menaklukkan dunia. (apaseh…:-p) Saya termasuk golongan ibu yang tak terlalu pintar dalam hal akademis. Sehingga saya memilih bersusah payah survey sekolah terbaik (versi saya) yang memiliki visi misi sama (taelahhh…) Saya menginginkan sekolah yang memberikan bekal ilmu agama dengan porsi lebih banyak dari sekolah umum. Era digital dan pergaulan anak generasi Y sulit ditebak. Sekolah fullday menjadi pilihan saya dan