Skip to main content

Posts

Satu Kata, Janu

sumber:pixabay Air mata meleleh dari sudut mata bulat Sukma, perempuan kurus berambut sebahu itu. Tangannya melambai pelan. Bibirnya mengatup rapat. Pria berkacamata minus yang baru masuk ke dalam gerbong kereta membalas lambaian tangannya. Dia menangkupkan telunjuk dan ibu jari kedua tangannya membentuk hati dan ditempelkan ke dada. Belum genap enam bulan pria  yang selalu memakai kaos hitam itu menemani hari-harinya, menarikan kuas di atas kain kanvas. Lukisan abstrak yang sekian tahun  menjadi kebiasaan Sukma meluapkan rasa, mulai memperlihatkan garis-garis tegas. Ada perbedaan campuran warna yang  Sukma bubuhkan dalam setiap goresan. Pria itu itu tiba-tiba muncul dalam dunianya. Tak ada yang istimewa dengan pria itu -selain- ketenangannya saat bicara. Lembut. Setiap kata dieja sempurna menyerupai puisi yang bermakna santun. Hingga hari ini tiba. Raungan lokomotif serasa menusuk kembali luka lama. Peristiwa lima belas tahun silam, masih mengakar jelas dalam ingatan. Dentum

Vonis Dokter Tidak Selalu Benar

sumber:pixabay Meng handle pelatihan kali ini cukup menguras enerji saya. Pelatihan penilaian properti sederhana yang sudah saya gagas sejak dua tahun lalu. Baru di approve sekarang. Mahal memang. Akan tetapi investasi pendidikan kepada karyawan akan berimbas pada peningkatan kinerja. Harapannya sih gitu…  Walau hanya duduk mendengarkan plus dapat makan dan jajan yang bikin perbaikan gizi, tetap saja saat sampai rumah rasanya lungkrah. Bahkan belajar ngaji bersama anak saja sempat ada ‘mak less’ terkantuk. Maka belum juga jam 09.00 malam, saya sudah terlelap, sementara anak masih asyik bermain. Suami? Samaaaaa…. hadeuh . Seminggu ini agak aneh, nafsu makan saya berkurang. Di kantor saya dikenal tukang makan. Iya, porsi makan siang saya banyak plus doyan ngemil. Dan –apesnya- saya tidak bisa gemuk. Ya..segitu..aja dari jaman belum menikah. Kata  teman senior, biasanya setelah punya anak, badan sedikit melebar. Jadi kalau berat badan saat gadis dan setelah punya anak, sam

Kembali ke Titik Awal

“Satu-satunya jalan dengan bayi tabung.” Begitu penjelasan dokter Sp.Og yang baru saya kenal dua bulan terakhir. Jawaban ini seperti petir ditengah mendung yang bergelanyut di akhir Januari. Benar, saat saya keluar ruangan dokter memang sedang hujan deras, sehingga suasana lebih dramatis. Apakah setelah itu saya nangis bombay? Alhamdulillah tidak. Meski jawaban dokter pasca tes HSG ( hysterosalpingography ) tersebut, sungguh diluar dugaan saya dan suami. Ketika saya tanyakan penyebab dari tersumbatnya kedua tuba falopi tersebut, dokter menjawab, “bisa jadi karena pijatan dukun bayi setelah melahirkan anak pertama. Karena tanpa dibantu pijatan, rahim akan kembali semula."  Dorr! Jawaban dokter inilah yang justru membuat saya syok. Sebegitu entengnya jawaban tersebut. Sependek yang saya ingat, enam tahun lalu saya menggunakan dukun bayi hanya untuk merawat anak saya hingga 10 hari. Kenapa tidak 40 hari? Mahal! Asalkan pusar sudah lepas, sudah percaya diri lah memandikan b

Wisata Adem Kebun Teh Pagilaran

Alam hijau kebun teh (pic:docpri) Apa sih liburan favorit keluarga? Kalau saya berdiam di rumah membuat kue bersama si kecil juga sudah menyenangkan. Tapi pada dasarnya sih saya tukang jalan. Senang bepergian dari jaman bujang. Mumpung belum menikah puas-puasin travelling karena setelah menikah repot tujuhbelas kali bawa anak . Adegan jalan-jalan saya tidak terlampau jauh, masih seputaran Jawa saja. Yang paling ngehits adalah backpacker an bersama sepuluh orang yang tidak saya kenal menuju Karimunjawa. Kapan itu? Tahun 2010, saat itu belum ada acara televisi My Trip My Adventure , jadi  menghabiskan tiga hari di sana-tanpa badai-adalah keberuntungan luar bisa meng- explore kecantikan kepulauan sebelah utara kabupaten Jepara itu. Kali ini cerita liburan menjelang akhir tahun lalu. Dekat rumah saja yaitu berjarak 30 kilometer atau sekitar empatpuluh menit berkendara dari alun-alun kota Batang. Kemana? Kebun Teh Pagilaran Batang. Ini kali ketiga saya kesana. Salah satu tempat

Fairy Tales, Penantian Berbuah Manis

cover unyu-unyu buku FAIRY TALES (docpri) Awal tahun 2018 sudah beresolusi untuk menulis lebih rajin. Sudah mengumpulkan ide untuk dibuat tulisan. Eh dasar bos lagi semangat kerja, awal tahun sudah gaspol aja. Touring luar kota terus menerus. Alhasil sampai rumah lelah, ngantuk, kemudian di gugat si balita,”Bunda kok sudah mau tidur, main sama aku kapan?” Antara trenyuh dan badan pegel. Terus kapan nulisnya? Baik, target menulis diagendakan di minggu kedua. Rencana mau menulis tentang liburan Desember kemarin. Destinasi wisata Kebun Teh Pagilaran Batang dan Kebun Binatang Gembira Loka. Tumbenan aja liburan kemarin kok ya pas ngumpul. Pas ngumpul di Batang. Pas ngumpul di Jogja. Sudah punya bahan menulis dan gambar-gambar bagus. Eh dasar punya ribuan alasan, gagal lagi fokus menulisnya. Dan ini sudah Kamis! Why? Kalau ini untuk alasan yang indah. Bagaimana tidak indah, bambang atau heru, kalau Senin sore dapat kiriman gambar cover buku dongeng FAIRY TALES bertuliska