Skip to main content

Posts

SUDAH MARET AJA

Makin deg-deg an. Kenapa ? Karena sebulan lagi mau touring   agak jauhan. Beda pulau ! Karena sebulan lagi mau ikut kelas mempercantik blog ! Apakabar blog ? Masih hampa ! Masih sedikit tulisan , masih garing, masih sepi pengunjung. Terus-terus-terus,  apakabar calon buku ? Naah ini yang bikin paling deg-degan.Sudah saya canangkan sejak awal tahun intip disini   bahwa pada akhir Maret sang bayi buku sudah harus di propose ke #bitread. Hiyalah sudah setahun lewat dari jadual dealine  seharusnya.  Alumni #sekolahperempuan macam apa yang lulus tanpa menghasilkan karya. Fiuuuh, ucek-ucek mata trus nyomot pancake durian. Tsahhh , No! itu barang dagangan! Jangan di makan! Iya salah satu keinginan maha kuat di tahun 2017 adalah publish buku dengan modal 60 halaman hardcopy.  Nyatanya sekarang  belum berpindah dari 40 an halaman. Masih sama dengan kondisi Juli 2016. So what should I do? Again , merelakan mimpi sebatas tulisan tanpa di eksekusi ?Maka mari jalan-jalan ke ne

KECERDASAN EMOSI

Kecerdasan  Akademik diajarkan di sekolah, dan itu pula yang menjadi barometer  kelulusan dan kepintaran siswa yang kemudian secara sistemik membuat gap antara si jenius  dan si gaduh. Bagaimana dengan kecerdasan emosi ? Adakah sekolah yang mengajarkan hal berkut : 1.        Anak belajar berbagi makanan, berbagi mainan. Saling memberi dan menerima. 2.        Anak belajar mendengar perkataan (pendapat) orang lain. 3.        Anak belajar tidak hanya perkataan  dirinya yang harus selalu didengarkan. 4.        Anak belajar tidak mudah menyalahkan orang lain atas suatu kejadian. 5.        Anak belajar mencari solusi masalah daripada sekedar membahas kesalahan orang lain. 6.        Anak belajar  mengambil keputusan terbaik  dari permasalah yang ada. 7.        Anak belajar menjadi pemimpin dirinya sendiri untuk kemudian bisa mengarahkan teman-temannya melakukan hal baik bersama. Kecerdasan emosi akan membantu anak mencapai suksesnya, akan membuat anak di sukai orang-ora

PEREMPUAN BERKALUNG PULPEN

Juli 2016 saya mengikuti kelas serbu (serba seratus ribu) yang di adakan #IndscripteCreative, yaitu SALES PLAN.  Sebelumnya sudah ikut kelas menulis  #SEKOLAHSPEREMPUAN  dan kelas #SEKALINULIS JEBOL MEDIA. Tahun 2017 ini planning nya ikut kelas blogging ! makiin syibuuuk J belajar, action nya KAPAN? Salah satu tugas kelas SALES PLAN yang  diberikan mentor tercintah Teh @Indarimastuti adalah membuat list bisnis yang dikerjakan, foKus pada satu bidang dan kembangkan. Ini list saya sebagaimana banyak perempuan lain di duniaaah, yang punya banyak keinginan  : 1.        Distributor Master frozen food 2.        Lilyblossom_batik 3.        Reseller GDM Beauty Secret 4.        KeenCho praline 5.        STOP Tak boleh banyak-banyak sama mentor cantik. Jangan jualan palugada. Fokus pada satu bidang maka duit ngalir lebih kencang. Aiiih… Semua bisnis itu saya lakukan karena passion (apaaan..). Maksudnya kesukaan. 1.        Master  frozen food, karena saya butuh makanan instan n

INVESTASI CERDAS ala Bunbun

#1stsession Masih ingat dengan konsep 40-30-20-10 ? Waah apa itu : 10% dari gaji untuk  TABUNGAN (lallallaaaaa…) 20% dari gaji untuk biaya HOBI dan sosial (beli baju,travelling ,wisata kuliner , kondangan ) 30% dari gaji untuk bayar HUTANG termasuk kartu kredit  ( ambil kalkulator) 40 % dari gaji untuk HIDUP sehari-hari  (what ? ga cukup dong !) Yang belum paham, bisa baca  wonten mriki Kalau sudah lulus dari  drama surplus defisit rumah tangga, mari lanjut ke belajar bareng berinvestasi. Eits , serem amat ngomongin investasi , macem berkebun emas atau invest di koperasi  C*** atau P***. Males aah. Bukaaaaan. INVESTASI = RISIKO+TUJUAN+HASIL INVESTASI Ada tiga faktor yang harus kita perhatikan saat berinvestasi yaitu risiko, tujuan finansial dan hasil investasi itu sendiri. Apa sebenarnya yang kita takutkan dari berinvestasi ? RISIKO.             “ Uang saya aman gak ?”             “ Uang saya bakalan berkurang gak ?”             “ Jangan-jangan s

Bangga Menggunakan Produk UKM

#serialbunbun Saat Anda membeli  sebuah produk dari suatu usaha kecil mikro(UKM). Anda TIDAKlah menolong seorang CEO untuk membeli rumah ke-3 untuk berlibur. Akan tetapi Anda telah menolong seorang gadis kecil dan anak laki-laki memperoleh hadiah yang dia inginkan, atau para ibu dan ayah yang bisa menghidangkan makanan di meja makan bagi keluarga kecilnya. Boleh jadi yang produk yang  Anda beli adalah produk yang sederhana, tanpa merk atau bukan brand yang terkenal. Boleh jadi produk tersebut belum secara resmi berijin dari  BPOM melainkan hanya PIRT saja atau bahkan tidak terdaftar di lembaga manapun. Akan tetapi belum tentu tidak berkualitas dan tidak aman dikonsumsi bukan? Boleh jadi produk mereka belum tersertifikasi #HALAL MUI. Akan tetapi belum tentu produk yang mereka jual tidak halal bukan? Boleh jadi mereka belum memiliki sertifikat organik. Akan tetapi mereka selalu berusaha menjaga produknya sesuai kaidah industri makanan organik dan kearifan lokal. Boleh