Skip to main content

Euforia Asian Games 2018


                Sesaat setelah menonton acara  Opening Ceremony Asian Games 2018  yang maha megah itu, memang berasa euforianya. Kemudian diikuti rentetan  pertandingan cabang olahraga tayang di beberapa  stasiun televisi. Meski tidak mengikuti satu persatu, setidaknya cabor sepakbola, badminton, voli dan atletik yang  menarik perhatian saya. Maksudnya, cuma cabang olah raga itu yang saya paham perhitungan skornya sehingga tahu mana yang menang mana yang kalah.  Sepak takraw? Nyerah deh, hehe…Oh iya, sempat lihat panjat dinding dan selebrasi pasangan suami-istri cabor pencak silat yang mendapat medali emas. How lucky, ya.
                Perolehan medali pun tak kalah keren dari Opening Ceremony. Dari peringkat  17 di Asian Games 2014, Indonesia melompat ke peringkat 4 dengan perolehan medali 98 buah yang terdiri dari  medali emas 32, medali perak 24 dan medali perunggu 43. Jempol empat! Nampak juga bintang-bintang olahraga baru yang menjadi trending topic seperti: 
-          Defia Rosmaniar, peraih emas pertama dari cabang Taekwondo.
-          Aprilia Santini Manganang, tim voli putri dengan kekuatan spike mematikan.
-          Anthony Sinisuka Ginting, pemain badminton yang terus bertanding walau kaki cedera.
-          Jonatan Christie alias Jojo, yang tetiba jadi model look gitu..
Nah, ketika malam Senin kemarin menonton acara closing ceremony,lagi-lagi melalui layar televisi, enggak live, beneran berasa klimaks dahsyat. Kemeriahan yang disuguhkan di acara tersebut memang tidak se-wow-opening ceremony, tapi secara keseluruhan Erick Thohir sukses menyelenggarakan even sebesar ini dengan persiapan (katanya)hanya dua tahun. Tak terbantahkan kiprah bos Inter Milan ini mah! Eits, sok teu, kenal gitu? Enggak, cuma suami penggila Inter jadi ya, berasa dekat aja ahaha.


Bagi saya closing ceremony keren juga bukan karena ada Ikon dan Suju ya, beneran, ga kenal sama sekali. Sudah lewat masa-masa Meteor Garden kapan tahun. Bila mamah muda lain penganut Kpop dan Kdrama lover, sementara saya mah cuma emak tukang masak dan cuci piring yang sudah kehabisan waktu ngobrol sama Keenan sembari belajar membaca dan mengaji. Berbeda dengan opening ceremony yang didukung dengan panggung megah, tarian yang dibawakan ribuan penari dan penampilan artis yang-sangat-Indonesia, acara closing ceremony lebih sederhana dalam hal tata panggung. Penampilan artis lebih santai tapi asyik dilihat. Atraksi kembang api, tetap dong keren sangat dah.
Asian Games 2018 sudah heboh dari mulai acara persiapan venue, moda transportasi LRT, kebijakan ganjil-genap dll. Ada-ada saja berita-berita kontroversial mulai dari acara persiapan tersebut. Bahkan hingga acara berlangsung dan acara selesai tetap saja ada cerita di linimasa.
Sebagai emak-emak penunggu rumah, sering geli saat baca atau dengar berita ini itu yang selalu disambungkan dengan pilpres dan atau politik praktis, atau apalah namanya. Grup sebelah sini belain jagoannya  dengan cara  random. Grup sebelah sana  tiada lelah mencari celah salah dan selalu berprasangka  negatif. Apa mereka tidak lelah ya? Ya enggaklah ! Mereka kan memang dibayar untuk membuat konten viral yang menggelitik untuk dikomentari yang kebenarannya diragukan.
Netizen Indonesia memang jago membuat meme dan komentar yang seringkali membuat gerah, bahkan untuk orang semacam saya yang polos tak paham utara selatan. Tapi ya itu tadi, kok yang begitu aja dikomentari ya…
Ini misalnya :
- Pencitraan, ngaku aja pakai stuntman.
- Mana mungkin ada gunung api dan air terjun di GBK, palsu semua.
- Anies mana Anies, kok tidak nampak.
- Biaya opening ceremony tak sebanding dengan bantuan ke Lombok.
……………………
Haqqul yakin saya, yang ngetweet itu orang-orang pinter dengan logika masa kini. Hal-hal semacam itu rasanya tak perlu jadi bahan diskusi nasional yang menghabiskan waktu dan energi. Maka seorang Wishnutama bisa murka saat hasil karyanya dipertanyakan. Skenario presiden tidak hadir di GBK, tapi justru nonton closing ceremony bareng TGB di Lombok, sempat membuat linimasa twitter sepi dari cercaan. Sesaat aja sih. Emang juara untuk tim yang jago cari angle berita  layak published dan diviralkan. Yes, bidang kerja yang menjanjikan hingga sekian tahun ke depan. Bytheway, itu kenapa setelah Anies Baswedan menyerahkan obor Asian Games tetiba ada Puan juga ya?


Apapun salut untuk para atlet, pelatih dan panitia. Ini luar biasa! Selanjutnya, Asian Para Games. Tidak kalah dari sebelumnya, juga melibatkan banyak atlet, 42 negara! Yuk ah semarakkan juga!



Comments

  1. Best Pay Per Head Casino Services - JTM Hub
    Pay Per 전라남도 출장마사지 Head 양산 출장샵 Casino Services. With the best in online sports betting and the best 경산 출장샵 in the mobile sports betting 수원 출장마사지 industry, Jun 3, 2020 · 남양주 출장샵 Uploaded by JTM Global

    ReplyDelete

Post a Comment

popular post

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?