Skip to main content

5 Cara Pandang Positif terhadap Pandemi


sumber: Canva 

Pandemi belum juga berakhir meski telah belasan purnama terlewati. Jutaan jiwa melayang karena makhluk kecil bernama Virus Corona.  Ada banyak sekali pelajaran selama pandemi yang dapat kita ambil hikmahnya.

 #1 Dialah Yang Maha Kuasa

Tak ada selembar daun pun jatuh tanpa kehendakNya. Sedemikian mudah Allah membolakbalikkan segala sesuatu. Sekecil makhluk bernama Virus Corona telah melumpuhkan segala sendi kehidupan manusia.  Bisnis-bisnis besar rontok tanpa ampun. Adalah kita, yang percaya dan bersandar pada Allah-lah, menjadikan ritual ibadah menjadi semakin khusuk semata karena ketaatan diiringi ketakutan akan wabah yang mendera.

#2 Lebih Banyak Bersyukur

Setiap orang terimbas efek berantai virus mematikan ini, meski dalam kadar yang berbeda. Lihatlah sekeliling kita. Ada yang dahulu memiliki penghasilan berlebih dengan gaya hidup tinggi. Tiba-tiba harus kehilangan sekian hartanya, demi meringankan cicilan di berbagai lembaga keuangan. Bahwa menikmati setiap pencapaian kerja keras kita dengan membeli barang kesukaan adalah wajar. Namun jangan lupa untuk selalu bersyukur karena pasti ada campur tanganNya.

#3 Intropeksi

Kerugian yang terus mendera selama pandemi, membuat banyak bisnis besar mengurangi volume usahanya. Dilansir dari detikfinance(24-3-2021), awal tahun 2021 Hero dan Giant kembali menutup beberapa gerainya. Jauh sebelumnya; Matahari, Centro, dan banyak ritel lain terpaksa melakukan PHK untuk menekan pengeluaran. Tak hanya bisnis fashion yang tumbang, bisnis food beverages pun turut terkena getah pandemi. Lihatlah kerugian yang diderita Starbuck, KFC, hingga Pizza Hut. 

Dan demikianlah adanya, roda sedang berputar. Mereka yang dahulu diatas, kini sedang merasakan posisi bawah dengan grafik keuntungan yang terus merosot. Bangga memiliki bisnis besar dengan banyak gerai, kadang berbeda tipis jumawa, yang memandang sebelah mata bisnis mikro. Waktunya intropeksi melakukan diversifikasi dan terobosan usaha  agar tetap bisa bertahan hingga pandemi usai.

#3 Berani Berinovasi 

Beberapa tahun terakhir, jauh sebelum pandemi, sebenarnya kiblat fashion dan kuliner secara umum sudah bergeser. Merk-merk ternama sudah tidak menjadi trendsetter. Misalnya, untuk busana muslim, dahulu Rabbani dan Zoya adalah merk yang sangat familiar di kalangan menengah. Namun saat ini, ada banyak merk baju muslim beredar di pasaran. Hebatnya peredarannya tidak memerlukan offline store, cukup pre order diberbagai WhatsApp Group.

Pun dengan nongkrong sambil ngopi. Kini tak perlu ke gerai kopi impor di mall.  Cukup di rumah-rumah kopi lokalyang menjamur seantero kota hingga ke desa, dengan taste tak kalah delicious.

#4 Melek Teknologi

Anjuran untuk lebih banyak di rumah, memberikan dampak luar biasa dalam dunia pendidikan. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh tidak hanya merepotkan orangtua, pun demikian para guru, khususnya untuk pendidikan dasar yaitu jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun kerepotan tersebut tidak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan kemampuan yang ada sembari beradaptasi dengan pelbagai platform pembelajaran. Kemendikbud telah memberikan bantuan kuota untuk para siswa, mahasiswa guru hingga dosen. Upaya ini diharapkan agar pendidikan di Indonesia tetap bisa berlangsung meski dilalukan secara daring. Walau hasilnya tidak maksimal seperti sekolah tatap muka, pada gilirannya kita musti bersahabat dengan pandemi ini.

#5 Bisnis Makin Moncer

Selain kisah sedih pelajaran selama pandemi, ada pula kisah bahagia dari pelaku usaha yang justru ketiban rezeki dari jargon dirumahsaja. Katering makanan, aneka jajanan, hingga beragam barang kebutuhan yang dijual secara online justru menampilkan trend kenaikan yang sangat signifikan.


Jadi, apapun keadaan yang kita alami, kembali pada kemampuan kita untuk segera menyelaraskan dengan kondisi yang ada. Mengeluh tak menyelesaikan masalah.  Setiap individu memiliki ceritanya masing-masing. Pengalaman yang akan terus diingat tentang sedih, tentang khawatir tentang rasa bersyukur berhasil melewati masa-masa tidak mudah ini.

Semoga, pandemi segera berlalu. Aamiin.


Comments

popular post

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?