Skip to main content

Kebangkitan Dunia Literasi di Era Digital





Dua pekan lalu Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Indonesia Makin Cakap Digital” seperti dilansir kompas.com(20/5/2021). Hal ini menandai keseriusan pemerintah mendukung sepenuhnya kebangkitan dunia literasi di era digital. 

Kenapa selalu dikaitkan dengan segala macam dunia digitalisasi? Karena memang kita sedang di jaman dimana semua hal bisa dengan (mudah) jika dilakukan secara digital. Contoh paling mudah, dahulu kita mengetahui kebenaran suatu berita dari membaca koran atau menonton TV. Kalau itu kita harus berlangganan koran atau minimal membaca koran di kantor balaidesa atau rumah tetangga. Kini koran versi cetak sudah semakin berkurang oplah produksinya. Karena berita tentang apapun sudah ada dalam segenggaman tangan. 

Yes, kamu benar. Smartphone atau Handphone sudah menjelma menjadi sumber dari segala sumber rujukan bagi mereka yang malas membaca buku setebal bantal. Apapun bisa kita cari melalui melalui kedua jempol tangan. Permasalahannya adalah ketidaksabaran, kekurangtelitian dan kemalasan menyaring berita dapat berujung pada bencana. Bisa jadi kabar A benar, namun karena ada bumbu B yang belum tentu benar, maka alur cerita justru  berbelok ke arah yang tidak jelas. 

Inilah tantangan dunia literasi kita, khususnya di era digital. Bijak bermedia sosial adalah jargon yang sering didengungkan dengan semakin meluasnya hoax atau sekedar berantem di medsos.

Literasi digital, dalam KBBI V berarti kemampuan memahami informasi barbasis komputer. Lebih luas lagi literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu.

 Masa sekarang kita dituntut untuk bisa membedakan fakta, hoax atau opini. Ketiganya memiliki sumber yang berbeda. 

 FAKTA
 Fakta menjadi benar jika berita tersebut berdasar kondisi sebenarnya, entah suatu hal atau seseorang. Dalam dunia digital jejak tulisan maupun gambar kita akan terekam hingga kapanpun, meski sudah dihapus. Maka berpikirlah lebih dari sekali ketika akan mengunggah suatu berita di media sosial atau broadcast dalam grup pertemanan. 

HOAX
Berita bohong yang sengaja dibuat untuk menjadikannya viral. Entah dengan tujuan terkenal atau memang ketidakmampuan untuk memilah yang benar sesuai fakta atau sekedar “katanya”.

 OPINI
Opini adalah hak penulis untuk menulis sebuah fakta dari sudut pandang dirinya. Opini tidak selalu salah, namun seringkali tendesius atau adanya keberpihakan kepada satu pihak. 

Kominfo tampaknya sangat serius merayakan kebangkitan dunia literasi di era digital dengan memberikan akses seluasnya kepada masyarakat untuk memperkaya wawasan dan meningkatkan kecakapan digital. Aneka kelas disediakan antara lain videografi, public speaking, digital marketing, privasi digital, keamanan siber dll. 

Bagi yang berminat dapat langsung mengakses https://event.literasidigital.id/

Comments

popular post

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?

Luka Hati

Cedera Tulang pada Anak

Khitan Anak, Kapan Usia yang Tepat?