Skip to main content

Posts

Metode Pendidikan Efektif (2)

#serialbunbun Selalu diawali bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Mengapa ibu ? Bagaimana jika ibu dan ayah sama-sama bekerja ? Apakah beban pendidikan anak tetap dibebankan lebih besar pada ibu ? Mari kita telisik musababnya dari kacamata logika kekinian J MASA BALITA Baik ibu bekerja di luar rumah maupun ibu bekerja dari rumah, tanggung jawab pendidikan anak terbesar memang berada di pundak ibu. Bukan berarti suami ongkang-ongkang kaki ya... Secara fitrah suami adalah pencari nafkah utama, meski ada kondisi tertentu saat pendapatan istri lebih besar dari pendapatan suami. Allah menganugerahkan hormon kesabaran yang jauh lebih banyak dalam aliran darah ibu, sehingga mampu mendidik bayi yang sebelumnya tidak bisa apa-apa menjadi anak yang bisa melakukan banyak hal. Ujian sabar para ibu inilah yang berbalas surga di telapak kaki nya. Sabda Rasulullah   Shallallahu ‘alaihi wa sallam  Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia tujuh tahun, dan puku

Metode Pendidikan Efektif

#serialbunbun  Selalu diawali bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Mengapa ibu ? Bagaimana jika ibu dan ayah sama-sama bekerja ? Apakah beban pendidikan anak tetap dibebankan lebih besar pada ibu ? Mari kita telisik musababnya dari kacamata logika kekinian J MASA KEHAMILAN Perempuan, ibu, dianugerahi kemampuan hamil. Ada nutfah anak manusia dibenamkan dalam rahim ibu. Lebih dari sembilan bulan (normal) bayi bernafas bersama detak jantung ibunya. Seberapa pun perhatian laki-laki (suami) kepada perempuan (istri) akan kegendutan perutnya, tetaplah bayi selama 24 jam bersama ibunya. Walau si Ayah sering mengaji disamping perut istri, walau si Ayah rajin membacakan buku cerita, tetaplah bayi lebih banyak berinteraksi dengan ibunya. Disitulah bonding pertama terbentuk. Inilah yang dinamakan fitrah perempuan. Menjadi ibu, melahirkan anak. Hal yang tidak bisa dilakukan laki-laki, Bapak. Bagaimana dengan perempuan hamil yang ngidam aneh-aneh. Minta rujak tengah malam, mie god

Berdamai Dengan Masa Lalu.

Facebook itu madu sekaligus racun. Manis rasanya saat stalking status teman sehingga tahu aktivitasnya, namun menjadi racun saat waktu 2 jam terbuang untuk baca atau sekedar urun (bagi) jempol. Selintas saja membaca status teman yang sedang terbang di atas pegunungan Alpen membuat mata saya berkaca. Asyiknya bisa tamasya keluar negeri. S cholarship atau bahkan bekerja disana. Ada beberapa teman yang berstatus  abdi negara pernah mencicipi hidup di luar negeri mulai dari cuma Singapura, Korea, Australia, Inggris , Swedia, Belanda hingga Perancis ! Ngiri ! Itu yang saya rasakan, kenapa dulu saya tidak  belajar TOEFL dan conversation lebih keras sehingga scholarship akan berpihak pada waktu saya masih bujang sehingga  living abroad  bukan sekedar mimpi. Sementara sekarang, saya terdampar di daerah pesisir pantai utara menyaksikan warga lokal menarikan canting diatas selembar kain. Warna-warni hasilnya sebagai salah satu kekayaan  budaya Indonesia, batik. Pun kemarin baru

Si Cantik Bright Gas 5,5 kg

Minggu lalu tetiba ada  sosialisasi penggunaan bright gas dari Pertamina. Tumbeen, begitu saya dan teman-teman kantor menanggapi undangan tersebut. Prasangka kami, ada udang di balik bakwan. Intinya pertemuan tersebut adalah memperkenalkan si Cantik Pinky, Bright Gas ukuran 5,5 kg. Bentuknya kompak menawan dengan warna jreng!  Total  beratnya hanya 13,6kg saja. Sedang Bright Gas  besar ukuran 12 kg, total beratnya hingga 27,1 kg. Semangatnya  adalah konsumen kelas menengah sewajarnya menggunakan si Pinky ini, karena LPG 3kg sebenarnya di peruntukkan untuk warga miskin. Sementara saat ini banyak hotel masih menggunakan tabung melon 3kg. Pun warga sosialita yang tinggal di apartemen, tapi masih menggunakan  LPG  yang disubsidi pemerintah. Karena tidak disubsidi , maka harga bright gas 5,5 kg jadi lebih mahal dari gas melon. Namun Pertamina menyakinkan produk baru ini  menggunakan  system pengamanan yang mengadopsi teknologi katup ganda DSVS (Double Spindle Valve System), Katup pad

Ini (bukan) Resolusi 2017

Nulis 3 buku , tsaah gaya ya ? No, ini serius ! Gimana ceritanya kalau sebagai alumni SP 10 yang seharusnya menyelesaikan buku di Januari 2016 nyatanya tulisan 40 halaman ituuh belum kemana-mana ? Hu hah ! Mari rayakan eh bukan, mari kita breakdown bagaimana bisa target 3 buku setahun : #bukusatu Adalah sang masterpiece . Jika dulu saya ambil tema Emak Pintar Anak Cetar, maka kali ini saya mempermudah diri saya menjadi  Obrolan Mahmud  (Mamah Muda). Dan sudah mulai saya inisiasi melalui tulisan di blog : www.imangsimple.blogspot.com dan di pamerkan di dinding facebook.com/maryatiimang lewat SERIAL BUN-BUN. Cita-cita ini serta merta membuncah saat mendapat pencerahan dari mbak Lala alias Mira Julia dalam kelas bonus nya Cikgu @Anna Farida. Sudah terbayang buku ini akan masuk Bitread pada akhir Maret 2017. Aamiin .#doakhusuk. #bukudua Tergoda dengan mbak @DiniWTamam yang sukses menelurkan naskah keduanya, Pilih Jurusan Apa “Manajemen”. Saya juga mau nulis Pilih Jurus