#serialbunbun
Selalu
diawali bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Mengapa ibu ? Bagaimana
jika ibu dan ayah sama-sama bekerja ? Apakah beban pendidikan anak tetap
dibebankan lebih besar pada ibu ?
Mari kita
telisik musababnya dari kacamata logika kekinian J
MASA KEHAMILAN
Perempuan,
ibu, dianugerahi kemampuan hamil. Ada nutfah anak manusia dibenamkan dalam rahim
ibu. Lebih dari sembilan bulan (normal) bayi bernafas bersama detak jantung
ibunya. Seberapa pun perhatian laki-laki (suami) kepada perempuan (istri) akan
kegendutan perutnya, tetaplah bayi selama 24 jam bersama ibunya. Walau si Ayah
sering mengaji disamping perut istri, walau si Ayah rajin membacakan buku
cerita, tetaplah bayi lebih banyak berinteraksi dengan ibunya. Disitulah
bonding pertama terbentuk. Inilah yang dinamakan fitrah perempuan. Menjadi ibu,
melahirkan anak. Hal yang tidak bisa dilakukan laki-laki, Bapak.
Bagaimana
dengan perempuan hamil yang ngidam aneh-aneh. Minta rujak tengah malam, mie
godog di tengah hujan lebat atau seperangkat alat online (laptop,modem dan
paket data) J. Dalam tubuh
ibu hamil memang mengalami perubahan hormon kehamilan, diantaranya HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin). Hormon inilah yang menyebabkan perasaaan mual dan
ingin muntah. Dan hormon-hormon kehamilan lain yang terbentuk untuk mendukung
kehidupan sang jabang bayi. Perubahan dalam tubuh yang tidak nyaman inilah yang
memicu perempuan hamil cenderung lebih manja dan meminta beragam hal yang
sering sulit dipenuhi pak suami. Bagian ini tergantung kedewasaan pasangan
suami istri, dituruti atau tidaknya setiap keinginan tidak berimbas langsung
pada kesehatan fisik sang bayi. Kecuali sang ibu sedih karena tidak dibelikan
IPhone seri baru, kemudian berpengaruh pada emosi bayi juga J.
Saat
kehamilan, sudah masuk fase dimana ibu adalah madrasah pertama. Keterikatan
batin ibu dan bayi baik terjadi baik secara fisik dari asupan makanan maupun secara
emosional dari rasa. Saat ibu sedih maka bayi ikut sedih. Itu saya alami
dahulu. Pada usia 7 bulan, gerakan bayi menendang sudah mulai heboh. Saat saya
lelah bekerja, gerakan bayi jadi berkurang, sempat khawatir. Namun saat mood
sudah bangkit, kembali normal.
Kebiasaan
baik ibu hamil seperti sholat, mengaji, berdzikir akan mempengaruhi kejiwaan
bayi. Bahkan ada seorang artis yang berlatih hitung-hitungan setiap hari karena
berharap anaknya jadi orang pandai. Saya kemudian teringat dengan teman-teman
yang berlatar belakang ibunya seorang guru. Kebanyakan dari mereka cukup pandai
di kelas. Bisa jadi memang ada korelasinya. Saat ibu menggunakan otak untuk
berpikir secara aktif, maka bayi menggunakan energi yang sama.
Wallahualam.
bagian kita , manusia, adalah doa dan ikhtiar. Robbihabli minassholihin, semoga
diberi anak yang soleh. Aamiin.
Comments
Post a Comment