Skip to main content

Posts

REVIEW: Lembang Park Zoo, liburan ideal keluarga muda

  Saya jatuh cinta dengan kota Bandung. Entah sejak kapan.   Udah kayak I knew I love you before I met you, gitu. Mungkin berawal dari julukannya si kota kembang. Mungkin juga karena semasa SMU kelas dua pernah study tour kesana.   Destinasi kemana? Tentu saja, gunung   Tangkuban Perahu, haha. Tahun ketiga smu mulai kepikiran mau kuliah dimana. Pilihannya Bandung atau Malang. Kok bisa malah area Jawa Barat or Jawa Timur, sementara saya tinggal di Jawa Tengah. Entah kenapa saya tidak tertarik kuliah di Semarang, Solo atau Jogjakarta. Mungkin karena kedua kota tersebut relatif berhawa sejuk seperti kota kelahiran saya Magelang, sementara rumah tinggal saya saat itu, Purbalingga, menurut saya lebih panas. Tapi itu mimpi saya, kenyataan beda jauh.   Tahun dimana saya lulus SMU justru tidak keterima di jenjang S1 pilihan saya. Sedih banget dong, pasti. Setahun setelahnya saya akhirnya memilih kuliah di Jogja. Iya jadi hobi nongkrong di bunderan UGM.   Daaan mimpi untuk tinggal atau ker

Fortune Indonesia Summit 2022: Semangat Pembaharu Para Tokoh Muda

  Raffi Ahmad dalam salah satu sesi Fortune Indonesia Summit 2022 Friday is coming ! Yeay, hari Jumat adalah hari menyenangkan buat saya. Kenapa ? Karena waktu istirahat kantor sedikit lebih lama yaitu digabung dengan salat Jumat. Iya sih, yang salat Jumat para bapak, sedangkan para emak jumatan juga di seberang masjid alias window shopping atau sekedar jajan mie ayam  bakso. Jumat pekan ini cuaca mendung diselingi gerimis manja manis. Sudah medio bulan Mei namun hujan masih sering menyapa. Jadilah saya memilih menghabiskan waktu istirahat di ruang kantor saja. Nge-drakor? Tentu saja tidak.   Saya penganut nonton film santai di malam hari, bukan curi-curi waktu di jam kantor, haha. Malesan aja ketauan atasan, bukannya bikin action plan malah bikin action meme , haha. Saya memilih berselancar ke beberapa situs berita dan bisnis ekonomi favorit. Laman   Fortuneind.com adalah satu platform bisnis - for leaders dan decisions makers -yang rajin saya tengok.   Oh iya, karena bekerja di

Liburan Seru Selama Ramadan

Pandemi mengubah banyak hal. Mengubah cara dan perspektif dalam bersikap, berpikir dan bertindak. Pandemi membuat anak-anak harus belajar daring. Saat awal pandemi si sulung baru kelas dua. Belajar daring bagi anak usia sekolah dasar belumlah tepat karena mereka belum bisa belajar secara mandiri. Apalagi dengan kurikulum K13 dengan buku tematik super tebal, duuuh. Jadilah orangtua yang harus kembali bersekolah.  Well, memasuki tahun ketiga, pandemi belum menampakkan ujungnya. Namun bombardir kewajiban vaksin diklaim cukup efektif menurunkan jumlah kasus (baca: bergejala). Tentu saja ini pandangan saya sebagai orang non kesehatan. Alhamdulillah ramadan kali ini nyaris sama dengan ramadan 3 tahun lalu. Masjid ramai, pasar ramai, jalanan ramai. Bedanya, sebagian masih sadar diri untuk selalu memakai masker, sebagian yang lain tidak. Ah sudahlah, ini berdasar keyakinan masing-masing sajalah. Pada gilirannya kita memang semestinya berdamai, berdampingan dengan ini. Setelah dua minggu sekola

Tentang hari Senin

  Pekan lalu rasanya ikut dag dig dug nungguin tanggal 11 April. Ketebak dong itu hari apa. Iyes hari Senin! Istimewanya apa? Belasan tahun silam pernah jadi anak BEM.   Membersamai hiruk pikuk politik kampus hingga negara. Seru? Setidaknya   menjadi pengalaman bertukar kata, diskusi hal serius hingga sensitif   bahkan unspoken story . Apakah saya bagian dari gerakan mahasiswa saat itu? Tidak segamblang itu sih, karena era 98 saya masih pakai seraham sekolah, haha. Well setidaknya kebiasaan menelisik dan membahas kebijakan pemerintah menjadikan wawasan keilmuan lebih melebar dari sekedar menghitung probalilitas atau rumus integral ke sosial-ekonomi-hukum. Hingga suatu saat di akhir semester 6, dosen wali memanggil pulang. “Sudah ya, semester 7 mulai skripsi. Kurangi kegiatas di luar.” Simple banget si Bapak. Apa saya manut? Tentu tidak! Skripsi jalan, kegiatan kemahasiswaan juga tetep jalan, hehe. Dan tetap sesuai target, kuliah kelar sebelum masuk tahun ke 5. Ngomongin jaman k

MENGHARGAI PROSES

adalah kanak-kanak belajar berjalan-jatuh bangun-hingga mampu berlari kencang adalah anak-anak belajar sekian waktu untuk mahir suatu bidang adalah fresh graduate bersusah payah mendapatkan pekerjaan impian adalah mereka yang berpantang lelah menorehkan prestasi adalah keluarga yg ramai dengan tawa-tengkar-tangis-dalam proses belajar tidak ada yang instan kecuali indomie tidak ada yang tetiba sampai puncak gunung tanpa mendaki--- pakai helikopter, iya semua berproses, proses menuju ke tujuan bukan sekedar ingin pengakuan orang nikmati langkah-langkah kecilnya puas akan pencapaian pribadi bukan puas atas puja puji ------ nemu buku gen Halilintar pas balik kampung setiap anak punya cerita setiap keluarga punya cara ambil baiknya ------- Sejak awal mendengar kisah mereka, kepo juga sih.Wow! sebelas anak? Pasti kaya raya nih, hobi travelling keliling dunia, ART nya dua lusin mungkin. Apalagi pas baca rumahn rumah mewahnya di komplek Pondok Indah dengan bangunan tiga lantai. Langsung m